“Ignorance more frequently begets confidence than does knowledge.” (Ketidaktahuan lebih sering melahirkan kepercayaan daripada pengetahuan.) —Charles Darwin
Orang yang pengetahuannya sangat terbatas tidak akan mengetahui kelemahan dari pengetahuan mereka sendiri, dan berpikir bahwa mereka adalah seorang ahli. Orang seperti itu membawa beban ganda: tidak tahu dan tidak tahu tentang ketidaktahuaannya. Orang-orang dengan pengetahuan minim cenderung berisik tentang segala hal yang sebenarnya tidak mereka kuasai. Ini adalah bias penilaian diri yang sering terjadi. Saat baru membaca satu referensi, seseorang bisa jadi siap berdebat dengan semua orang karena merasa pandai. Baru membaca satu buku sudah merasa serba tahu. Makin banyak belajar barulah sadar, bahwa pengetahuan yang dimiliki belum apa-apa, belum seberapa. Seperti satire Oscar Wilde, “I am not young enough to know everything.”
Seseorang seringkali merasa ahli padahal baru memulai. Bias dalam menilai diri sendiri disebut Efek Dunning Kruger. Tahun 1999, David Dunning dan Justin Kruger meneliti para mahasiswanya untuk menilai diri mereka sendiri. Hasilnya adalah 25% mahasiswa dengan kemampuan terendah merasa bahwa mereka adalah bagian dari mahasiswa dengan kemampuan teratas. Ingatlah mereka yang dengan sangat percaya diri sering mengangkat tangan di kelas untuk menyampaikan ide atau pertanyaan yang sebenarnya tidak bermutu. Orang dengan kecenderungan berpikir melebih-lebihkan kemampuan dirinya akan sulit belajar karena merasa sudah cukup dengan keadaannya. Merasa bintang kelas berdasarkan penilaiannya sendiri, ketika dinilai buruk secara obyektif oleh dosen, dirinya merasa dizalimi.
Bagaimana agar kita tidak terperangkap pada Efek Dunning Kruger? Biasakanlah untuk mendengar pendapat orang lain tentang kita dengan lapang dada. Dengarkan, jangan malah diajak adu nasib.
Komentar
Posting Komentar