Imam Ahmad pernah ditanya kenapa enggak mau makan semangka. Jawaban ahli fikih yang biasa shalat tiga ratus rakaat tiap hari itu ngaget-ngageti. Beliau berkata bahwa alasannya tidak mau makan semangka bukan karena buah itu haram, tapi lantaran tidak tahu bagaimana cara Rasulullah memakan semangka. Dari sejutaan hadis yang beliau hafal, tidak satu pun yang menjelaskan hal itu.
Andai beliau hidup di masa sekarang, mungkin gak bakal punya akun WA apalagi TikTok karena hal semacam itu jelas gak ada di era Rasulullah. Tentu saja kalau diajak debat soal bid’ah, beliau gak bisa diserang dengan jurus andalan “di zaman Nabi gak ada motor, HP, pesawat, bla, bla, bla, berarti itu bid’ah, jangan kamu pakai!” Andai digertak begitu, Beliau bisa dengan enteng menjawab, “Lah, saya memang tidak pakai semua itu karena tidak tahu cara memakainya sesuai tuntunan Rasulullah.” Ulama yang dikriminalisasi khalifah Abbasiyah ini bisa-bisa digeruduk ormas keblinger atau minimal masuk berita online karena dianggap mengikuti aliran garis kaku, tidak open minded atau mainnya kurang jauh. Padahal, beliau dikabarkan berguru kepada sekitar dua ratus delapan puluh ulama, termasuk Sufyan bin ‘Uyainah dan tentu saja Imam Syafi’i.
Pola hidup 100% nyunnah alias mengikuti Nabi tanpa kecuali bukan indikasi sempitnya ilmu. Kalau ada yang pergi ke mal pakai jubah dan terompah gak usah dinyinyirin. Ibnu Umar dulu saking penginnya seperti Nabi sampai-sampai langkah untanya juga diarahkan seperti unta Nabi. Bahkan beliau diriwayatkan pernah nyemplung ke kolam karena pernah melihat Rasulullah mencari sesuatu di kolam itu. Ibnu Umar nggak nyariin apa-apa, cuma ingin mengikuti jejak Nabi saja lantaran cinta. Cinta.
Cintaku ini bukan cinta milik manusia biasa
Cintaku ini cinta sejati yang paling sejati
(Dewa 19, Bukan Cinta Manusia Biasa)
Komentar
Posting Komentar