Pagi ini saya membaca opini Dahlan Iskan tentang kampus merdeka. Detail kebijakan tentang ini belum ada, mestinya memang tidak usah didetailkan agar benar-benar merdeka. Cukup diberi aturan terkait hal-hal pokok saja. Biarkan instansi pendidikan berijtihad memajukan kualitasnya.
Saya bukan pemangku jabatan yang bisa cawé-cawé soal kebijakan. Saya ingin menafsirkan istilah kampus merdeka secara merdeka pula. Bagi saya aspek pokok dalam kampus merdeka (maupun sekolah merdeka) adalah mewujudkan pemelajar merdeka. Mahasiswa dan siswa belajar tanpa beban kepentingan praktis di masa depan (baca: siap kerja). Belajar ya belajar saja, demi menaikkan nilai diri. Dalam Filsafat Pendidikan Islam tujuan akhir pendidikan (Islam) adalah meneladani sifat-sifat Allah. Perkara yang didahulukan dalam tujuan nasional kita juga agar terwujud manusia yang beriman dan bertakwa, bukan manusia siap kerja.
Kita memang tidak bisa menafikan bahwa bisa kerja setelah lulus memang salah satu alasan seseorang sekolah, yang penting jangan jadi tujuan pokok apalagi satu-satunya. Kita tidak kurang contoh betapa banyak orang yang sukses di luar bidang yang secara formal dia pelajari sewaktu sekolah dan kuliah. Teman saya lulusan sastra Inggris sekarang berkecimpung di dunia IT, satunya lulusan S2 pendidikan malah resign dari profesi guru, milih jualan pin. Pekerjaan dan riwayat kuliah saya nyambung tapi jika ditelusur lebih jauh tidak nyambung juga, SMA jurusan IPA tapi jadi dosen pendidikan agama. Menteri pendidikan kita kelihatannya juga tidak pernah kuliah di bidang pendidikan.
Komentar
Posting Komentar