Kira-kira beginilah citra Bumi tanpa air (hydrosphere) dan tanpa udara (Atmosphere). Bentuknya akan tetep "Oblate Spheroid", gak jadi kotak. Tentu saja ilustrasi agak berlebihan, mestinya lebih mulus karena rata-rata ketinggian benua adalah 40 KM padahal diameter bumi sekitar 12000 KM. Dengan skala segitu mestinya permukaan bumi yang kerontang terlihat lebih halus.
Ngomong-ngomong soal diameter dan jari-jari bumi, sebelas abad silam Al-Biruni sudah mengukurnya dan hasilnya 99% akurat seperti perhitungan ilmuwan modern. Dia "cuma" menggunakan alat ukur derajat bintang dan rumus trigonometri, loh! Ya tapi dia naik gunung juga, membuat garis cakrawala, memprediksi inti bumi dst. dst. Sebenarnya rumit juga, ehe. Keren! Orang di masa itu sudah kepikiran menghitung diameter bumi, padahal zaman sekarang ada pelajar diberi beban belajar agak berat saja yang ngajar bisa dipisuhi.
Kalau matahari didekatkan ke bumi beberapa menit cahaya kira-kira seperti itulah penampakan bumi, mirip Luna atau Mars. Jarak bumi ke matahari adalah 8 menit sekian detik tahun cahaya. Artinya matahari yang kita lihat sebenarnya adalah masa lalu. Ngene loh, andai cahaya matahari berubah warna jadi biru maka kita baru akan tahu 8 menit kemudian, karena cahaya matahari butuh waktu segitu untuk sampai ke bumi. Ya sesekali belajar beginian meski katanya tahun depan kiamat.
Satuan jarak bintang dan planet biasanya pakai satuan cahaya. Biar lebih simpel saja. 300.000 KM diwakili dengan 1 detik cahaya, sesuai jarak tempuh cahaya dalam sedetik. Satu tahun cahaya artinya ya jarak yang ditempuh cahaya selama setahun alias 9,46 x 10^12 KM (ribet bacanya). Sekarang bayangkan luasnya Bima Sakti yang konon diameternya 100.000 tahun cahaya. Bumi dalam skala itu terlihat lebih kecil dari upilnya semut, lha apalagi kita.
Menurut keyakinan kita kan ada tujuh lapis, dan ada yang menafsirkan bahwa selama masih ada bintang masih disebut langit pertama, byuh! Kalau kita posisikan bumi pada skala ini maka kehancurannya gak terlalu ngefek untuk jagat raya. Kesenggol Jupiter saja bumi sudah oleng. Lha wong kalau Bumi sebesar tomat, Jupiter setidaknya sebesar semangka!
Komentar
Posting Komentar