Imam Nawawi tak punya jadwal tidur, apalagi tempat tidur. Tempat tinggalnya
dipenuhi buku hingga jika ada tamu maka beliau harus menumpuk buku-bukunya agar
ada sedikit ruang untuk duduk. Beliau terus menerus menulis ilmu, kalau cape
maka beliau beristirahat dengan membaca. Membaca buku yang bagi kita sudah
sesuatu yang hebat, cuma dianggap sebagai kegiatan santai bagi beliau.
Ibnu Katsir yang tafsirnya populer itu buta matanya lantaran terlalu banyak
menulis dan membaca di waktu malam. Abu Bakar Al-Anbari sekarat di dekat
tumpukan sertatus kitab. Dokter yang merawatnya bertanya tentang apa yang
sebenarnya Al-Anbari lakukan selama ini. Beliau menjawab, “Aku membaca seratus
ribu lembar halaman buku setiap minggu.” Gak usah kaget berlebihan, Ibnu Jauzi
pernah bercerita jika ia sudah membaca dua puluh ribu jilid buku.
Well, kita mungkin mulai bosan di rumah selama masa pandemi ini tapi
ketahuilah bahwa Ath-Thabari konon empat puluh tahun tinggal di rumah. Setiap hari beliau menulis sekitar empat puluh
lembar. Artinya beliau menulis lebih dari lima ratus ribu halaman selama di
rumah. Entah jadi berapa jilid buku halaman sebanyak itu. Jumlah karya ulama
memang mengagumkan. Ibnu Taimiyyah telah menulis lebih dari empat ratus tulisan
lintas ilmu. Kitab Al-Funun karya Ibnu Aqil malah ada delapan ratus jilid.
Percayalah tugas baca dari dosen selama WFH itu tak ada apa-apanya, meski berat
bagi mereka yang tak terbiasa memaksimalkan hidupnya untuk belajar.
Membaca, menulis, membaca, menulis, jika lelah rehatlah sambil mendengarkan
Nemocast di Spotify.
Komentar
Posting Komentar