Sewaktu mau pindah tempat kerja, saya pikir uang saya bakalan melimpah ruah. Secara matematis, gaji yang akan saya terima sekitar empat kali lipat dari gaji saya di tempat sebelumnya. Logikanya, kalau dengan gaji yang dulu kebutuhan sudah tercukupi bahkan sisa, mestinya dengan gaji yang lebih besar sisanya makin gede pula. Nyatanya, setelah beneran pindah kerja sirkulasi uang memang lebih besar tapi tak ada sisa seperti bayangan.
Saya pikir bolak-balik, kok kondisi keuangan seperti tetap seperti dulu. Gaya hidup sama saja, HP juga masih sejutaan, jatah kuota sama, gak menafkahi fakir miskin dan anak terlantar karena mereka tanggung jawab negara. Nyaris tak ada yang berubah tapi kok pemasukan yang banyak tak bersisa banyak? Kemana mengalirnya uang? Padahal bukan uang riba yang konon bisa amblas tanpa jelas juntrungannya. Embuhlah. Makan seporsi sepuluh ribu saja rasanya nyesek berasa mahalnya.
Mungkin demikianlah yang disebut kecukupan, atau malah pas-pasan? Kalau jatah kita segitu ya akan dapat segitu. Mau kerja bagai kuda ya gak bisa mengubah takaran yang sudah ada. Mending santuy saja. Kita nikmati saja. Alhamdulillah. Semelarat-melaratnya saya tak sampai nipu teman buat makan. Lha nèk diapusi wes bola-bali. Ehe!
Komentar
Posting Komentar