Umar menyampaikan pidato pertamanya sebagai khalifah, "Wahai khalayak, saya pemuda dari Bani Mahzum, kecil saya bisa makan karena bibi-bibi saya punya kebun kurma. Kalau saya memanen diupahi beberapa biji, dan itu menjadikan saya tetap hidup." Dah, gitu aja sebagimana dikutip dalam kitab Hayati Shahabi.
Umar mengingat bahwa nikmat tertinggi yang diraihnya bukanlah menjadi khalifah tapi makan kurma sehingga dia tetap bertahan hidup. Umar tak menetapkan standar yang tinggi untuk bahagia, sehingga setiap saat ia dapat meraihnya. Tak banyak berharap berarti tak akan banyak kecewa.
Ada seorang raja dapat hadiah gelas. Sang raja sangat menyukainya. Dia bertanya kepada penasihatnya, "Apa yang sebaiknya saya lakukan dengan gelas ini?" Dijawab, "Sebaiknya Engkau tak memilikinya." Raja tak menggubris, dipakainya gelas itu setiap kali minum. Tak mau menggunakan gelas lain. Apes, akhirnya gelas itu pecah. Ia sedih bukan kepalang. Minum dengan gelas lain jadi terasa tak nikmat. Ia lantas ngomong ke penasihatnya, "Benar, harusnya Aku memang tak memiliki gelas itu." Yang tak pernah memiliki, tak kan merasakan sedihnya ditinggal pergi.
Saya tadi hendak beli sesuatu yang mahal, malah dapat inspirasi nulis ini. Akhirnya gak jadi beli, saya sadar bahwa keinginan saya tidak berdasarkan kebutuhan tapi keinginan. Asliné aku kelingan yen isih mlarat, ora patut tuku barang sing larang. Mlarat pancen berat, kudu pinter menghibur diri.
Komentar
Posting Komentar