Salah satu ujian berat bagi seorang pendidik adalah melihat peserta didik yang tidak sesuai harapan. Awal-awal menjadi guru rasa frustasi mengahadapi ketidakmampuan siswa mungkin jamak dirasakan. "Ngene wae gak isoh!" Makin dipikir makin puyeng lah... Bagaimana mengahadapi situasi tertekan semacam itu? Kembalilah menjadi menjadi siswa. Bayangkan kembali keadaanmu dulu saat menjadi siswa. Bisa apa saat itu? Apakah lebih baik atau sebaliknya? Resep ini biasanya manjur untuk ngademin hati.
Sewaktu jadi guru ngaji di sebuah SD, saya sering geregetan dengan anak-anak yang sulit menghafal. Saya kemudian insyaf, sewaktu SD hafalan saya lebih sedikit dari mereka. Sewaktu membaca makalah mahasiswa yang mengenaskan, saya bisa kalem dengan mengingat betapa gak bermutunya makalah saya dulu (sampai sekarang). Guru sering stress dengan kondisi siswa karena menggunakan standar yang salah sebagai ukuran. Membandingkan kemampuan siswa dengan kemampuan guru tentu tak adil. Mari sama-sama bertobat.
Komentar
Posting Komentar