Nabi Muhammad adalah pribadi yang keren, hanya saja beliau sering disalahpahami. Banyak orang bersikap tak proposional memandang beliau lantaran terlalu benci atau terlalu cinta. Kalau dasarnya benci mungkin sudah banyak yang mafhum, sebaliknya yang disebabkan cinta saya pikir masih banyak yang belum menyadari.
Cinta berlebihan kepada Nabi yang membentuk pandangan serba luar biasa yang kadang menafikan sisi manusiawi beliau. Akibatnya Nabi justru sekadar jadi sosok dikagumi tapi tak diteladani. Nabi kadung menjadi sosok tak terjangkau saking hebatnya. Lah, padahal Nabi diangkat dari golongan manusia agar bisa ditiru manusia lainnya.
Kalau kita teliti membaca sejarah Nabi Muhammad, kita akan menemukan bahwa seringkali Nabi dibuat terlihat "biasa saja" oleh Allah. Momen macam itu biasanya memberikan umat kemudahan. Misalnya, Nabi pernah shalat empat rakaat tapi malah salam di rakaat kedua. Nabi pernah bangun subuh kesiangan. Nabi bersabda bahwa kematian yang baik adalah di hari Jumat atau dalam berjihad tapi beliau wafat di hari Senin karena sakit. Hal-hal semacam ini membuat kita tidak terlalu was-was otomatis masuk neraka kalau misalnya mati di hari Selasa atau lupa bilangan rakaat ketika shalat.
Sebenarnya tulisan ini mau saya tutup dengan iklan bahwa sisi manusiawi Nabi banyak saya ulas di buku saya, tapi saya urungkan niat itu karena tak enak hati kalau kebanyakan ngiklan. Ehe.
Komentar
Posting Komentar