Alkisah, dunia sedang dilanda pencemaran lingkungan yang parah. Lautan tak bergerak, airnya menjadi gelap dan bau. Para dewa maupun raksasa sama-sama dalam masalah. Wisnu punya ide untuk menyaring lautan agar kembali jernih. Para dewa bersepakat tapi mereka tak bisa menggarap proyek besar ini sendirian. Wisnu menawarkan rekonsiliasi kepada para raksasa. Raksasa bersedia masuk koalisi dengan kesepakatan bahwa hasil proyek itu dibagi untuk kedua kubu. Gak jadi penguasa tak masalah, penting ikut menikmati SDA untuk kepentingan pribadi, kira-kira begitu pikiran raksasa. Kata Wisnu, proyek ini bakal menghasilkan banyak hal, termasuk air Amerta (asal kata "immortal"), air keabadian, inilah incaran utama raksasa.
Wisnu menjelma menjadi kura-kura raksasa yang menjadikan cangkangnya sebagai tumpuan alat pengaduk. Alat pengaduknya adalah Gunung Mandara, talinya Naga Basuki. Para dewa dan raksasa bekerjasama menarik naga dari ujung-ujungnya untuk memutar gunung. Setelah diaduk-aduk, lautan mengeluarkan banyak hal. Lautan tetap diaduk karena hal yang paling diinginkan belum juga keluar. Setelah nyaris menyerah, barulah air Amerta muncul.
Raksasa langsung menyambar air keabadian. Wisnu bergerak cepat, ia menjelma menjadi wanita cantik agar bisa mencuri kembali air itu. Setelah air didapat, Wisnu membagi-bagikannya kepada para dewa. Seorang raksasa bernama Rahu sadar akan tipu daya Wisnu. Ia menjelma menjadi dewa dan ikut mengantre minum Amerta. Surya dan Candra (dewa matahari dan bulan) menyadari keanehan pada dewa palsu. Tapi mereka terlambat, Rahu terlanjur minum Amerta. Wisnu yang akhirnya mengetahui ada dewa palsu langsung mengeluarkan cakranya. Wisnu menebas leher Rahu tepat ketika meneguk air keabadian.
Kepala Rahu terpisah dari badannya tapi tak mati. Ia abadi seperti para dewa meski hanya kepalanya saja yang ngalor-ngidul. Rahu mendendam kepada Surya dan Candra karena keduanya yang pertama membongkar penyamaran saat antre Amerta. Rahu terus-menerus mengejar mereka. Pengejaran itu kadang-kadang berhasil. Rahu mencaplok Surya dan Candra, terjadilah gerhana. Karena Rahu sudah tak punya tubuh, Candra dan Surya selalu berhasil lolos lewat kerongkongan Rahu. Itulah alasan kenapa gerhana tak berlangsung lama.
Komentar
Posting Komentar