گفت پیغمبر که: زن بر عاقلان غالب آید سخت و بر صاحب دلان
باز بر زن جاهلان غالب شوند کاندر ایشان تندی حیوان است بند
Nabi pernah berpesan, "Perempuan akan berjaya (mulia) di hadapan lelaki cerdas.
Sebaliknya, lelaki pandir akan mendominasi perempuan dengan watak dogma."
(Matsnawi Rumi Jilid 1, bait 2433 dan 2434)
پر توحق است آن، معشوق نیست
خالق است آن، گوئیا مخلوق نیست
Perempuan adalah pantulan cahaya Ilahi, bukan pelampiasan birahi
Tidak, konon dia bukan makluk biasa, dia bahkan mencipta.
(Matsnawi Rumi, jilid 1, bait 2437)
Rumi memang rumit. Kamu gak bisa berselancar di atas syairnya, kamu harus menyelam dalam kata-katanya.
Pujiannya terhadap wanita bukanlah gombalan tanpa arti seperti ocehan kekasihmu yang membuatmu tersipu. Rumi tak berada pada level itu.
Ia mungkin hiperbolis ketika menyebut wanita sebagai pantulan cahaya ilahi. Lelaki boleh saja tak terima, tapi bukankah rahim (sifat Tuhan) memang hanya dimiliki wanita? Dan bukankah wanita memang menjadi wasilah penciptaan lewat kelahiran?
Nah! Bukankah kata-kata Rumi baru saja terbukti? Lelaki cerdas yang mampu mengurai kerumitan Rumi adalah pilihan tepat mengisi hati. Yang cerdas lebih membahagiakan, tapi sulit didapatkan. Andai ketemu, seleranya belum tentu kamu.
Wanita mestinya cerdas jua, agar dirinya kian berharga, dan lelaki cerdas tak ada pilihan lain kecuali mencintainya. Ia tahu apakah yang datang hendak singgah atau tinggal, hingga tak salah harus memberi kopi atau hati.
Percayalah, ahli selfie tak selalu menarik hati.
Komentar
Posting Komentar