Imam Syafi'i kepengin nikah tapi kriteria istrinya agak tak lumrah. Yang ia cari bukanya anak qadi atau mufti. Ia punya tiga syarat khusus: 1. Legawa kalau gak dikumpuli. 2. Sabar alias gak sambat kalau sering ditinggal ngajar. 3. Bersedia menyediakan camilan buat para santri. Ini imam Syafi'i loh, keturunan Quraisy, ahli ilmu, influencer kondang, syarat istrinya gak neko-neko, penting mendukung produktivitas.
Para ulama itu kasmaran sama ilmu, urusan wanita itu nomor sekian. Nyari yang bisa mendukung kegiatan belajar mengajar. Kadang-kadang malah gak kepikiran blas sama wanita. Ibnu Jarir at-Thabari, Ibnu Taimiyah, Imam Nawawi dan beberapa ulama kenamaan lainnya saking intimnya dengan ilmu sampai gak sempat nikah. Jomblo minal mahdi ilal lahdi. Single fi sabilillah.
Imam Sibawaih sampai-sampai menceraikan istrinya gara-gara merecoki kegiatannya menulis kitab. Sedemikian cintanya ulama dengan ilmu, ngeri-ngeri sedap lah.
Ini mengandung pelajaran bagi para istri agar mendukung tradisi ilmiah suaminya. Kalau suaminya kebetulan ahli ilmu atau cendikiawan, berbuat baiklah dengan melakukan hal-hal yang mendukungnya tetap dan makin produktif.
Logika ilmuwan nampaknya beda dengan tukang jalan-jalan dan kulineran.
Komentar
Posting Komentar