Nabi didatangi orang-orang Quraisy yang hendak bertanya ini itu. Karena pertanyaannya sulit, Nabi menjanjikan jawabannya esok hari. Meski seorang nabi, beliau gak ujug-ujug tahu semua hal. Ada perkara yang beliau perlu pelajari dulu atau nunggu petunjuk wahyu.
Lama ditunggu, dilalah karsaning Allah wahyu gak turun. Hampir setengah bulan belum ada solusi padahal yang tanya rutin nagih tiap hari. Ada apa gerangan? mcrgknskl! Di tengah kebuntuan turunlah kode dari Ilahi,
Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan itu besok pagi, kecuali (dengan mengatakan), “Insya Allah.” (Alkahfi: 23-24)
Ternyata eh ternyata Nabi khilaf, lupa mengucapkan insyaallah.
Kalimat insyaallah ini "ajaib" sekali. Berabad-abad sebelumnya, Nabi Sulaiman pernah "mendatangi" seratus istrinya dalam semalam. Niat hati ingin punya anak lelaki sebanyak mungkin yang kelak bisa jadi mujahid. Eh ternyata cita-citanya gagal, usut punya usut ternyata Nabi Sulaiman kelupaan mengucap "insyaallah". Beda cerita dengan Nabi Ismail, ketika beliau hendak dikurbankan beliau berucap, "insyaallah aku termasuk orang-orang yang sabar". Alhasil, posisi Nabi Ismail ditukar dengan domba saat prosesi penyembelihan. Yap!, demikianlah dahsyatnya kalimat insyaallah. Nalikané sliramu njanjeni hidup bahagia selamanya, coba diéling eling, nganggo insyaallah apa ora.
Komentar
Posting Komentar