Harun Al Rasyid dapat tamu agak tak lazim pada hari itu. Tamu itu berpenampilan ala ulama tapi ulama yang galak. "Saya ingin menasihatimu, tapi dengan nasihat yang keras!" kata orang itu. Weladalah, orang itu mungkin ngugemi satu hadis bahwa kalimat yang benar (nasihat) di hadapan penguasa yang jahat adalah jihad yang utama. Mungkin juga dia berpedoman pada dalil yang memerintah agar mengatakan kebenaran walaupun itu pahit.
Harun adalah khalifah Abbasiyah yang termasuk ahli ilmu, walaupun kadang menganiaya ulama juga. Ia merespon tamunya dengan tak kalah nyelekit. Ia bacakan ayat, “Pergilah kamu berdua (Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS) kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka, bicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut. Mudah-mudahan ia akan ingat dan takut.” (QS Thaha [20]: 43-44).
"Kamu tak lebih baik dari Musa dan aku tak lebih buruk dari Fir'aun, ngunu waé Musa isih dikongkon ngomong sing alus." Jawaban Harun bikin tamunya mingkem. Awalnya sok-sokan mau menasihati pemerintah, eh ternyata ilmu dasar dakwah saja gak ngerti. Hadeh.
Komentar
Posting Komentar