Ada ketidakjujuran
dalam kejujuran.
Seperti karena aku mencintaimu,
aku hanya menceritakan
kepada orang-orang
betapa cerdasnya kamu,
kupendam sendiri
ihwal berat badanmu.
Aku tak berbohong,
hanya memilih kebenaran tertentu
tentangmu.
Tentu saja puisi sesat itu hanya rekayasa, tapi yang polanya mirip macam itu sering terjadi. Istilah kerennya Cherry Picking, alias nyomot sesuai kebutuhan. Dalam kajian-kajian "ilmiah" pun praktik ini kerap hadir. Sejak awal pengkaji sudah punya gambaran hasil akhir yang diinginkan sehingga hanya mencuplik data atau referensi yang mendukungnya. Data yang tidak sesuai kebutuhan akan diabaikan atau tidak disajikan. Ini juga bentuk ketidakjujuran. Pengkaji tidak menyajikan data yang representatif untuk ditelaah secara jujur dan berimbang.
Kisanak misalnya anti si Anu, maka akan cenderung memilih informasi yang buruk tentang si Anu, walaupun kisanak tahu kebaikan si Anu. Berlaku juga sebaliknya, karena cinta dengan si Anu, maka orang hanya memilih hal-hal baik dari si Anu. Data atau informasinya mungkin benar tapi tidak dijadikan kesimpulan karena karena data lainnya tidak dimasukkan perhitungan. Ini seperti menyimpulkan bagaimana sensasi makan sate tapi hanya menanyai penderita darah tinggi.
Komunitas tertentu biasa merawat kebencian terhadap rivalnya dengan cara ini. Anggotanya terus-menerus disuguhi informasi yang mencitrakan buruk pihak yang dianggap jahat. Selalu ada pihak yang mengambil keuntungan dengan merawat sentimen negatif. Pahlawan tak lahir tanpa hadirnya penjahat, kan?
Komentar
Posting Komentar