Cinta itu tetap ada dalam hatiku, bahkan lebih kuat dari yang dulu
Namun bila aku menerimamu, aku khawatir tidak termasuk golongan orang yang “menahan dirinya dari keinginan hawa nafsu.” (Umar bin Abdul Aziz)
Rasulullah tahu bila di antara kaum muhajirin ada yang diam-diam mencintai Aisyah. Bukan sembarang lelaki, namun satu di antara sepuluh shahabat yang dijamin masuk surga. Cinta memang seenaknya saja parkir di hati manusia. Cinta tidak pernah jelas memperkenalkan diri. Semua kata-kata yang menjelaskannya hanya menjangkau epidermis saja. Cinta selamanya misteri tak terungkap kecuali bagi yang ditenggelamkannya.
Lelaki itu adalah putra paman Aisyah sehingga sejak awalnya keduanya sudah saling mengenal. Rasa cinta lelaki itu secara gamblang terekam dalam beberapa hadis tapi tidak pernah ada riwayat yang menyebutkan Aisyah mengetahui atau menanggapi hal tersebut. Ini adalah kisah kasih tak sampai, cinta sepihak namun masih memiliki akhir mulia.
Suatu ketika lelaki tersebut menemui Aisyah untuk suatu keperluan, ia tidak mengatakan apapun kecuali hal baik. Rasulullah yang melihat kejadian itu lantas menasihati lelaki itu agar tak mengulangi perbuatannya. Lelaki itu memang tidak pernah melampaui batas dalam berinteraksi dengan Aisyah namun Rasulullah adalah yang paling bijak menyikapi sesuatu. Lelaki itu pun segera menjauh. Ia berkata pada dirinya sendiri, “bagaimana mungkin Beliau melarangku berbicara dengan anak perempuan pamanku?”
“Aku sungguh akan menikahinya sepeninggal beliau!” Lelaki itu menggerutu namun ia masih dalam batas, ia bersabar menanti Aisyah menjadi janda. Hanya saja ia apes! Setelah peristiwa tersebut turunlah ayat (QS. 33: 53) yang mengatur tata krama menemui ummahatul mu’minin serta larangan menikahi mereka setelah Rasulullah wafat. Lelaki itu terpukul, ia remuk hati, hanya saja iman merekatkan kembali hatinya dengan taubat bukan maksiat. Ia segera menyerahkan cinta kepada Tuhannya. Ia mendekat kepada-Nya, menunaikan Haji dengan berjalan kaki, memerdekakan budak dan berinfak dengan harta seberat beban yang biasa diangkut sepuluh ekor unta.
Cinta lelaki itu tetap ada, lebih terjaga dari mula pertama. Kelak, anak perempuannya akan ia namai Aisyah dan menjadi murid utama Aisyah binti Abu Bakar. Cinta kadang memang salah alamat, jika sudah begitu kita harus gerak cepat agar selamat.
Cinta lelaki itu tetap ada, lebih terjaga dari mula pertama. Kelak, anak perempuannya akan ia namai Aisyah dan menjadi murid utama Aisyah binti Abu Bakar. Cinta kadang memang salah alamat, jika sudah begitu kita harus gerak cepat agar selamat.
Komentar
Posting Komentar