Hajjjaj bin Yusuf berkata, “Orang yang berakal adalah orang yang menyadari aibnya sendiri.”
“Lha, aibmu apa?” tanya Abdul Malik.
“Aku ini pendengki dan pendendam.”
“Gak ada dalam diri iblis, sifat yang lebih buruk dari keduanya.” kata Abdul Malik.
Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi adalah Menteri Pertahanan Daulah Bani Umayah rezim Abdul Malik bin Marwan. Ia adalah salah satu tokoh paling rumit dalam sejarah penyebaran Islam.
Imam adz-Dzahabi menggambarkan Hajjaj sebagai orang yang zalim, bengis, pembenci keluarga nabi (ahlul bait), keji, gemar menumpahkan darah, pemberani, lancang, penipu, licik. Hajjaj adalah pelaku pelanggaran HAM berat. Ia tidak meng-kriminalisasi ulama, tapi membunuh mereka seringan main cap-cip-cup kembang kuncup. Hajjaj pernah memblokade Makkah selama berbulan-bulan untuk menumbangkan kekuasaan Abdullah bin Zubair. Ia menggempur kota itu hingga porak-poranda, bahkan Ka’bah pun turut remuk. (Baca: Aku Adalah Ibu Orang yang Disalib Itu!) Rentetan kekejaman Hajjaj tidak sesederhana itu, sepanjang karirnya tak kurang dari 120.000 nyawa melayang karena kazalimannya.
Manusia dan sejarahnya tak pernah hitam putih seperti gambaran sejarah nasional di buku IPS SD. Hajjaj memang mengerikan, tapi Imam adz-Dzahabi juga menyebutnya sebagai orang yang fasih, ahli bahasa dan cinta kepada Alquran. Hajjaj adalah seorang hafizh Alquran berkat didikan ayahnya yang alim. Hajjaj inilah yang berijtihad untuk menambahkan titik dan harakat dalam Alquran. Jika terhitung sebagai amal jariyah, maka Hajjaj akan menerima gelontoran pahala tak terkira tiap kali mushaf berharakat dibaca.
Manusia tak pernah hitam putih, ia rumit, seperti dirimu, Kasih.
Komentar
Posting Komentar