Hindun binti Utbah bin Rabiah berstatus janda ketika menjadi istri Abu Sufyan. Suami sebelumnya menuduh Hindun main gila dengan lelaki lain. Meskipun cekcok keduanya berada dalam lingkup rumah tangga, namun kerena kedua belah pihak adalah anak pemuka besar Quraisy maka masalah ini menjadi kian serius. Tuduhan terhadap Hindun bukan hanya akan ditanggung oleh dirinya sendiri tapi juga keluarga besar Utbah bin Rabiah, pemimpin Quraisy.
Kedua belah pihak akhirnya besepakat untuk mencari penengah yang dianggap mumpuni. Pergilah mereka ke Yaman yang begitu jauh dari Makkah, hanya untuk urusan rumah tangga. Di negeri itu mereka menemui dukun bertaraf internasional untuk menerawang Hindun. Si dukun meramal Hindun, “kelak akan lahir raja darimu!” Weleh. Mendengar ramalan si dukun, suami Hindun yang mulanya menggugat langsung membalik niat. Hindun yang sudah ilfil menolak mentah-mentah ajakan damai dari suaminya.
Ramalan dukun tentang masa depan Hindun terbukti benar. Setelah bercerai, Hindun kemudian menikah dengan Abu Sufyan. Dari pernikahan tersebut lahirlah Muawiyah yang kelak menjadi pendiri Daulah Bani Umayah, kerajaan pertama kaum muslimin. (baca: Raja Pilihan) Lantas, apakah perdukunan memang dapat memberikan terawangan tentang hal gaib? Ya. Menurut para ulama yang menelaah tafsir Almulk ayat 5, dukun di era sebelum kerasulan Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam kemungkinan memiliki akses dengan setan-setan yang mencuri kabar dari langit. Setan-setan itu mencuri dengar perbincangan para malaikat tentang masa depan. Rasulullah bersabda bahwa para setan tersebut memiliki networking dalam mentransfer berita. Hanya saja, praktik pencurian data ini tidak lagi bisa dilakukan karena setelah kerasulan Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam Allah membuat sistem proteksi berupa bintang-bintang yang akan melempar para setan penyadap informasi langit.
Dengan diaktifkannya sistem anti pencurian data maka dukun setelah kenabian Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam tidak lagi mendapat info-info valid dari setan yang menjadi sekutu mereka. Para dukun itu tak ubahnya tukang bual, yang mungkin saja kadang mengucapkan hal yang kebetulan benar tapi secara umum hanyalah dusta.
Komentar
Posting Komentar