Konon, Bharatayuddha adalah perang yang melibatkan lebih dari tiga juta
orang. Pihak Kurawa didukung oleh sebelas unit pasukan, sementara Pandawa didukung
tujuh unit. Masing-masing unit terdiri atas seratus ribu lebih kesatria dengan
gajah, kuda atau kereta, serta seratus ribu lebih prajurit tanpa kendaraan. Menariknya,
begitu perang ini usai, kedua belah pihak segera memikirkan usaha-usaha untuk
memperbaiki keadaan.
“Ilmu ini dibutuhkan untuk membangun kembali peradaban kita yang hancur,”
kata Bhisma kepada Yudhistira. Meski dalam Perang Bharatayuddha Bhisma
berada di pihak Kurawa namun setelah perang usai, ia tak segan membagikan ilmu
kepada Pandawa. Di atas pembaringan dari anak panah, Bhisma menghabiskan
sisa-sisa napasnya untuk membekali Pandawa dengan ilmu guna membangun kembali
peradaban.
Ramayana juga menyuguhkan kisah serupa, Rama meminta saudaranya, Laksmana,
untuk belajar kepada Rahwana yang hampir tewas. Rama menghargai ilmu
pengetahuan meskipun itu berasal dari musuh. Rahwana yang sejatinya adalah seorang
cendekiawan juga legawa untuk berbagi ilmu pengetahuan kepada lawan. Konflik puncak
dalam Ramayana dan Mahabharata tidak menjadikan kedua belah pihak melupakan
arah.
Mari tetap mencari dan berbagi ilmu pengetahuan.
@akuikinemo 23:13 9/5/18
Komentar
Posting Komentar