Rasulullah bertanya kepada orang-orang Yahudi, “orang seperti apakah Abdullah bin Salam bagi kalian?” Abdullah bin Salam adalah rabbi Yahudi di Madinah. Ia disegani manusia karena kepakarannya dalam memahami Taurat. Wajar jika kaum Yahudi mengelu-elukannya di hadapan Rasul. Mereka berkata, “dia adalah orang yang paling alim di antara kami dan yang paling alim di antara orang alim kami. Dia adalah orang yang paling baik di antara kami dan yang paling baik di antara orang baik kami.” Seorang pemimpin sekaligus ulama yang hafal kitab suci, andai Kaum Yahudi butuh Capres tentulah Abdullah menjadi incaran.
Rasulullah kembali bertanya, “bagaimana pendapat kalian jika Abdullah memeluk Islam?” Mereka menjawab, “semoga Allah melindunginya dari hal itu!” Dalam timbangan nalar kaum Yahudi tentu saja tidak mungkin tokoh sekaliber Abdullah bin Salam menyeberang ke kubu lawan. Elektabilitas tinggi Abdullah bin Salam adalah energi untuk melawan Rasulullah yang memiliki basis pendukung dari Auz dan Khazraj. Apalah daya, kenyataan ternyata berbeda dengan hitung-hitungan mereka, Abdullah bin Salam tiba-tiba muncul dan mendeklarasikan dukungan kepada Rasulullah dengan mengucap syahadat.
Sejenak sebelum orang-orang Yahudi tadi datang, telah ada pembicaraan antara Rasul dengan Abdullah bin Salam. Abdullah mengajukan tiga pertanyaan untuk memastikan bahwa Muhammad benar-benar utusan Allah. Setelah Abdullah yakin bahwa Muhammad adalah rasul yang dijanjikan dalam Taurat, ia lantas masuk Islam. Ia sengaja menyembunyikan diri dan keislamannya untuk mengelabuhi kaum Yahudi yang hobi berdusta demi kepentingan mereka. Ia menyimak dari dalam rumah percakapan antara Rasul dan orang-orang Yahudi.
Ketika Abdullah bin Salam mendeklarasikan keislamannya, kaum Yahudi langsung berubah sikap terhadapnya. “Dia adalah orang yang paling buruk di antara kami dan yang paling buruk di antara orang-orang terburuk kami!” Mereka mencelanya, mengolok-olok dan melontarkan tuduhan-tuduhan buruk kepada orang yang baru saja mereka puji setinggi langit. Abdullah bin Salam yang mendukung kubu lawan serta merta menjadi musuh yang sah untuk dikuliti aibnya atau dibuatkan hoaks mengenai dirinya.
Apakah tindakan Yahudi Madinah terhadap Abdullah bin Salam adalah kejahatan? Tentu saja. Kebencian karena perbedaan agama adalah kesalahan, terlebih bila melahirkan kezaliman semisal fitnah, cacian atau kekerasan. Makin bermasalah sebabnya, makin buruk kebencian yang dihasilkan. Kita mengutuk kebencian semacam itu, tapi kadang mendiamkan kebencian yang lebih buruk yaitu kebencian kepada saudara seagamahanya karena perbedaan kelompok, golongan, partai dsb. Kebencian yang kemudian melahirkan banyak kezaliman yang melanggar ajaran agama apapun.
Astaghfirullah. Jangan-jangan perilaku kita tak jauh beda dari kaum yang kita sindir tujuh belas kali dalam sehari itu!
👍👍
BalasHapusTerima kasih.
Hapus