Langsung ke konten utama

Terapi Kekalahan


Pasukan pemanah asyik mengerumuni ghanimah dari kemenangan sesaat di Uhud. Tiba-tiba Khalid dan pasukan musyrikin menggempur dari arah yang tak terduga. Ketika Khalid menyerang, nyalalah tanda bahaya. Kuda perangnya menghentak, lawannya akan tersentak. Ia muda dan berbahaya. Sejak awal Khalid memang menjadi salah satu sumber kepercayaan diri kaum kafir Quraisy untuk membalaskan kekalahan mereka dalam Perang Badar.

Melihat pasukan muslim kacau tak karuan, kelompok Abu Sufyan yang mulanya kabur lantas banting setir menyusul Khalid. Muslimin gelagapan, maju mundur kena. Sebagian pasukan muslim sampai tidak bisa membedakan kawan atau lawan. Saking ruwetnya situasi hingga ada muslim yang terbunuh oleh sesama muslim. Seakut itulah kekacauan Uhud setelah Khalid menyergap bikin gagap.

Mushab bin Umair diserang secara mematikan oleh Ibnu Qamiah yang mengira Mushab adalah Muhammad صلى الله عليه وسلم. Penjahat itu lantas membanggakan dirinya telah membunuh Rasul. Keadaan muslimin semakin tak karuan, ada yang khilaf dan lari dari peperangan. Sebagian kecil muslimin yang mengetahui keberadaan Rasul segera membentuk tameng hidup untuk melindunginya. Rasul terluka parah gigi gerahamnya rampal dan wajahnya terwarnai darah.

Para shahahat menjelma menjadi payung yang melindungi Rasulullah dari hujan panah. Kesemerawutan Uhud bahkan menyeret shahabiyah Nusaibah tercebur ke medan laga. (Baca: Wanita di bawah Kilauan Pedang) Tanah Uhud basah dikubangi darah termasuk yang mengalir dari jenazah Hamzah yang dicacah. Kafir Quraisy seperti ingin memakan kaum muslimin tanpa dikunyah, hingga akhirnya mereka lelah dan ‘menyerah’ menghadapi pasukan Rasul yang terlampau tabah.

Perang berakhir tanpa ada menang-kalah yang sempurna. Pihak muslim jelas mengalami kerugian yang lebih besar tapi mereka bergegas move on. (Baca: Move On) Pihak Abu Sufyan yang mulanya pongah buru-buru manyun setelah tahu bahwa Rasul ternyata tak terbunuh seperti dugaan mereka. Lebih lagi mereka kalah gertak dalam peristiwa Hamraul Asad.

Bagian paling menarik setelah peristiwa Uhud gaya bahasa Alquran yang mengomentari perang itu. Berbeda dengan ayat tentang Perang Badar yang cenderung berisi kritik—padahal muslimin memenangkan perang itu, ayat tentang Perang Uhud justru menekankan terapi dan arahan. Ayat tentang Perang Badar misalnya Surah Al Anfal: 67, “tidak patut bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi, kamu menghendaki harta duniawi sedangkan Allah menghendaki akhirat.” Sedangkan ayat tentang Perang Uhud misalnya Surah Ali Imran: 152, “kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu dan sesungguhnya Allah telah memaafkan kamu.

Bagaimana Allah membicarakan Perang Uhud dan Badar adalah panduan praktis menghadapi keberhasilan dan kegagalan. Begitulah cara Maha Bijak bertutur, mengajari kita agar tidak ngawur. Menang ora umuk, kalah ora ngamuk. Kombinasi antara pengetahuan sejarah dan makna ayat adalah bekal terbaik untuk kini dan nanti. Sepertiga lebih isi Alquran adalah sejarah dan semuanya tidak akan banyak berguna jika kita tidak melewati perintah pertama, bukan “sembahlah Aku!” tapi “iqra’!” (bacalah!)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biner

Saya pernah mengikuti seleksi kerja yang cukup menjanjikan, nilai ujian tulis saya aman, sesi ujian lainnya juga lancar. Saya optimis lulus tapi kenyataan tidak, ternyata sudah ada nama yang dipastikan lulus sebelum ujian dimulai. Dia tidak lolos ujian tulis lalu panitia mengubah ambang batas kelulusan menyesuaikan nilainya. Alhasil, pekerjaan itu tidak saya dapatkan tapi saya belajar bahwa hidup ini tidak hitam putih. Secara teknis saya gagal tapi situasinya tidak sesederhana itu, ada faktor yang tidak bisa saya kendalikan yang membuat tidak adil jika pilihannya hanya gagal dan sukses. Saya tidak sedang menghibur diri tapi hidup memang tidak selalu menyajikan dua pilihan yang berlawanan. Selalu ada wilayah abu-abu. Ketika nenek moyang kita masih hidup di alam liar bersama predator mereka dituntut untuk berpikir cepat antara bertarung atau lari. Hanya ada dua pilihan. Pola pikir sederhana ini menentukan hidup dan mati mereka. Cara berpikir yang menyederhanakan pilihan-pilihan kompleks ...

Perkara Payudara

  ما حكم لبس النساء حمالات الثدي ؟ لبس حمالات الثدي يحدده، ويجعل النساء كواعب، فتكون بذلك مثار فتنة، فلا يجوز لها أن تظهر به أمام الرجال الأجانب منها . “ Apa hukum memakai BH bagi perempuan? Jawaban Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa Arab Saudi : Memakai BH mengakibatkan bentuk payudara menjadi tampak dan membuat para perempuan tampak lebih muda sehingga mereka menjadi sumber fitnah. Oleh karena itu, mereka tidak boleh memakainya di hadapan para lelaki yang bukan mahramnya .” Fatwa ini rasa-rasanya hanya mengandalkan sudut pandang laki-laki yang kurang mengerti serba-serbi per-BH-an, tapi saya tidak ingin mengulas sisi itu. Saya sudah pernah menulis tentang sejarah kutang, kali ini saya ingin membahas tentang isinya: payudara. Sekian lama saya berpikir kenapa laki-laki normal menyukai payudara. Secara ilmiah melihat payudara terbukti membuat laki-laki menjadi tenang dan bahagia, artinya ini bukan hanya soal seks. Sejumlah riset juga membuktikan bahwa hal pertama yang dili...

Membaca Buku

Saya tidak suka membaca buku, kecuali nemuin buku yang benar-benar klik dengan selera saya. Semua orang barangkali sama, semua bisa suka membaca asalkan ketemu buku yang tepat. Satu-satunya cara untuk menemukan buku yang tepat tentu saja dengan terus membaca.  Membaca mestinya bukan pilihan tapi keharusan. Perintah pertama dalam agama adalah “bacalah!” Benci membaca itu kriminal. Kata Joseph Brodsky, “Ada kejahatan yang lebih kejam daripada membakar buku. Salah satunya adalah tidak membacanya.”  Sempatkan waktu untuk membaca, jangan membaca hanya jika sempat. Tingkat literasi masyarakat NKRI harga mati adalah 0.001, artinya dari 1000 orang hanya ada satu yang minat membaca. Rata-rata warga Indonesia hanya membaca 0-1 buku setahun, bandingkan dengan warga Jepang yang rata-rata membaca 10-15 buku atau warga Amerika yang membaca 10-20 buku. Bangsa Yahudi jadi digdaya juga lantaran sadar pentingnya membaca. Orang-orang Yahudi dituntut belajar membaca dan menulis setelah Yerusalem ...

Pencil, Penis Kecil

  Aristophanes, penulis drama masa Yunani Kuno menggambarkan ciri-ciri pria ideal sebagai “dada yang berkilau, kulit cerah, bahu lebar, lidah kecil, bokong kuat, dan penis kecil”. Patung-patung pria Yunani yang kita lihat di internet nampaknya memvalidasi ucapan Aristophanes, penis mereka imut! Bagi orang-orang Yunani Kuno penis kecil adalah penanda seseorang tidak dikalahkan oleh nafsunya. Itulah sebabnya patung dewa atau pahlawan memiliki penis yang kecil dan tidak ereksi. Penis besar adalah milik orang-orang bodoh yang logikanya dikalahkan oleh nafsu syahwat. Satyr sing manusia setengah kambing yang suka mabuk adalah salah satu yang divisualisasikan memiliki penis besar. Perkara penis pernah jadi tema penting di beberapa peradaban. Britania Raya era Victoria pernah dirisaukan bukan karena ukuran penis mereka tapi karena warganya yang hobi mengocok penis alias onani. Onani nampaknya memang dibenci banyak pihak. Injil pun menceritakan kebencian tuhan kepada Onan yang membuang-bu...

Media dan Sumber Belajar

  Media ada di mana-mana, menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita. Sumber belajar juga melimpah di sekitar kita. Pendidik yang baik tidak akan kekurangan media dan sumber belajar, meskipun tidak ada proyektor, papan tulis, buku dsb. Seluruh alam ini dapat menjadi media dan sumber belajar. “Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan? Dan langit, bagaimana ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ditegakkan?” Allah menyuruh kita untuk belajar dari unta dan gunung serta makhluk lainnya. Bahkan, ketika Rasulullah mendapat perintah membaca ( iqra’ ) di Gua Hira, beliau tidak disodori buku atau kitab, artinya bahan bacaan itu bisa beraneka termasuk kondisi masyarakat Makkah yang terlihat jelas dari mulut gua. Seorang pendidik haruslah kreatif menemukan dan memanfaatkan segala hal di sekitarnya sebagai media dan sumber belajar. Pemanfaatan hal-hal yang dekat dengan pendidik dan peserta didik akan membuat pembelajaran menjadi lebih luwes dan tidak terkesan dip...