Khadijah ath-thahirah wafat beriringan dengan meninggalnya Abu Thalib. Itu adalah masa ketika kesulitan dakwah dilipatgandakan hingga luber. Namun, amanah kenabian tak mengenal cuti meski Nabi sedang bersusah hati. Keistimewaan Khadijah selamanya tak terganti tapi perannya dalam mendampingi Nabi menuntut pengganti. Fatimah membutuhkan ibu yang mengayomi terutama ketika Nabi pergi mendakwahi penduduk bumi.
Saudah binti Zam’ah sama sekali tak mengira bila pintu rumahnya akan diketuk oleh Khaulah binti Hakim yang menyampaikan lamaran Nabi. Meski lebih tua dari Nabi, Saudah memiliki selera humor yang baik, Nabi sering tertawa dengan guyonannya. Ia pandai menceritakan hal-hal yang disukai Nabi. Demikianlah cara Saudah berbakti, sungguh ia datang di waktu yang tepat kepada Nabi. Saudah menyalakan keceriaan dalam suram tahun kesedihan (amul huzni).
Tak berselang lama, Aisyah menyusul Saudah sebagai ummul mu’minin. Aisyah memainkan perannya sendiri sebagai istri Nabi. (baca: Aku Mencintainya Maka Cintailah Dia). Hafsah dinikahi Nabi setelah suaminya gugur dalam perang Badar. Berturut-turut setelahnya Nabi menikahi: Ummu Salamah, Juwairiyah, Zainab binti Jahsy, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Habibah, Shafiyah dan Maimunah.
Istri-istri Nabi memiliki keistimewaan dan latar belakang yang berbeda-beda. Mereka hadir dari sebelas kelompok masyarakat (bani) yang berbeda. Menariknya tidak ada satupun dari para wanita mulia itu yang berasal dari kalangan Anshar. Amrah binti Abdurrahman pernah bertanya, “wahai Rasulullah, mengapa Engkau tidak menikahi wanita dari kaum Anshar? Beberapa di antara mereka cantik-cantik.” Rasul menjawab, “mereka perempuan-perempuan yang memiliki kecemburuan besar, yang tak akan bersabar dengan madunya. Aku mempunyai beberapa istri, dan aku tidak suka menyakiti kaum perempuan berkenaan dengan hal itu.”
Nah, para jomblo, jika kau memang bernyali untuk berpoligami, persiapkanlah sejak dini. Pilihlah istri pertama yang kiranya siap berbagi cinta. Jangan mengulangi kesalahan para senior yang kini tersandera. Sewaktu lamaran tanyakan saja, “eh, setelah menikah mau dipoligami, ya?”*
*risiko ditanggung sendiri.
Saya ragu, masih adakah wanita yang rela dan ikhlas di poligami😂😂😂😂😂
BalasHapusAda, sore tadi ada yang deklarasi siap dipoligami.
Hapus