Orang-orang Yahudi Qainuqa’ tertawa terbahak-bahak melihat muslimah yang mereka buka auratnya menjerit-jerit. Seorang lelaki muslim yang tidak terima dengan kegilaan itu kemudian dikeroyok, diikat dan dibunuh. Mereka ingin menunjukkan bahwa nyali mereka tidak ciut di hadapan Rasul dan kaum muslimin yang baru saja memenangkan Perang Badar.
Yahudi Madinah adalah kelompok yang sejak awal secara terang-terangan memusuhi kaum muslimin. Posisi Rasul yang mulanya belum kokoh menjadikan kesewenang-wenangan mereka tidak pernah terbalas. Dominasi Yahudi di berbagai bidang kehidupan Kota Madinah adalah bahan bakar arogansi mereka. Mereka memang mulai memperhitungkan posisi muslimin pasca memenangkan Perang Badar tapi belum terlalu mencemaskan keadaan.
Kejadian di Pasar Yahudi Qainuqa’ menjadikan Rasul geram, apalagi pihak Yahudi menanggapi kecaman Rasul dengan nada merendahkan. Mereka mengatakan bahwa Rasul memenangkan Perang Badar karena lawannya hanyalah orang-orang yang bodoh masalah perang. Arogansi Yahudi Qainuqa’ membuat Rasul tidak mungkin lagi berdamai dengan mereka. Jika tidak, kemenangan jihad yang baru muslimin raih akan tercoreng dan pihak Quraisy akan kembali memperolok-olok kedudukan muslimin di Madinah.
Yahudi Bani Qainuqa’ akhirnya dikepung pasukan muslimin di tempat mereka sendiri. Mereka yang biasanya nyinyir hanya bisa nyengir. Mereka pun menyerah dan akhirnya diusir dari Madinah dengan rasa malu. Hal ini menjadikan hegemoni Yahudi Madinah semakin surut meski tidak sepenuhnya lenyap.
Setahun setelah pengusiran Bani Qainuqa’, Yahudi Bani Nadhir membuat konspirasi untuk membunuh Rasulullah. Rasul yang mengetahui hal tersebut kemudian membawa pasukan untuk mengepung Bani Nadhir. Sebagaimana yang dialami Bani Qainuqa’, Bani Nadhir akhirnya menyerah dan diusir dari Madinah. Di antara Yahudi yang tersisa adalah Bani Quraizhah yang pada akhirnya juga akan membuat ulah dalam kecamuk Perang Khandaq. Kejahatan mereka yang keterlaluan membuat lelaki di kaum itu dihukum mati seluruhnya.
Komunitas Yahudi sudah cukup lama tinggal di Madinah. Mereka berbahasa dan berpakaian layaknya orang Arab bahkan menikahi wanita Madinah. Umumnya orang Yahudi masih sangat kental menjunjung fanatisme ras sehingga cenderung merendahkan ras lain—hal yang serupa juga terjadi dalam komunitas suku-suku Arab.
Sebagai kumpulan manusia pastilah ada heterogenitas dalam homogenitas komunitas Yahudi. Meski suka berulah tapi tidak bisa ‘digebyah uyah’ (digeneralisir) semua orang Yahudi layak dimusuhi. Rasul pun menyikapi kejahatan orang-orang Yahudi secara adil. Ketika Bani Qainuqa’ melakukan kejahatan hanya mereka yang diusir tanpa mengusik komunitas Yahudi lainnya. Demikian halnya balasan untuk Bani Quraizhah tidaklah sama dengan Bani Nadhir karena tingkat kejahatan mereka berbeda. Wallahu a’lam.
Mari bijak dalam membenci!
Komentar
Posting Komentar