Dalam Perang Hunain, Malik bin ‘Auf an-Nashri Jendral Kabilah Hawazin menginisiasi strategi perang yang belum pernah terpikirkan Bangsa Arab. Ia dan pasukannya menuju Lembah Authas membawa para wanita, anak-anak dan hewan ternak. “Aku ingin setiap personil berperang (gila-gilaan) untuk mempertahankan keluarga dan harta mereka” , katanya. Itu mungkin ekspresi keputusasaannya setelah mendapatkan pukulan telak dari kabar kekalahan Suku Quraisy. Tidak seperti wanita Hawazin yang digiring Malik bin ‘Auf bak hewan sembelihan, para muslimah yang terlibat dalam perang Hunain hadir sebagai ekspresi keberanian berlandaskan keimanan. “Jika ada orang musyrik mendekatiku maka aku akan membelah perutnya,” kata Ummu Sulaim sambil membawa sebuah parang (pedang). Bahkan ketika para lelaki yang belum teguh imannya kocar-kacir karena gempuran musuh yang tiba-tiba, Ummu Sulaim tetap kokoh dalam kewaspadaannya. Ummu Sulaim hadir dalam beberapa peperangan. Dalam Perang Uhud Ummu Sulaim dan Aisyah menjadi ...