Abu Bakar
Ketika matahari masih berada pada puncak panasnya Rasulullah mendatangi Abu Bakar. “Sungguh Aku telah diizinkan untuk keluar berhijrah,” kata Rasul. “Ditemani oleh shahabatku,” lanjut Beliau. Abu Bakar menangis, yang Aisyah sebut sebagai tangis kebahagiaan yang belum pernah ia temui sebelumnya. “Ya Rasulallah sungguh hewan tunggangan ini telah aku siapkan untuk berangkat hijrah,” kata Abu Bakar. Begitulah cerdasnya Abu Bakar, ia telah mempersiapkan jawaban atas seruan hijrah bahkan sebelum percakapan hari itu dimulai.
Tidak ada yang mengetahui hijrahnya Nabi kecuali Abu Bakar beserta keluarganya dan Ali bin Abi Thalib. Ali mendapat tugas menggantikan Rasul di tempat tidur beliau di malam ketika rumah beliau dikepung orang-orang Quraisy. Ali juga bertugas untuk mengembalikan amanah masyarakat Quraisy yang masih ditanggung Rasul. Dakwah Rasul memang diingkari kafir Quraisy tapi Beliau tetap menjadi kepercayaan dalam urusan lainnya.
Abdullah bin Abu Bakar
Setelah Rasul dan Abu Bakar berhasil keluar dari Kota Makkah, keduanya bersembunyi di Gua Tsur selama tiga malam. Pada masa itu Abdullah bin Abu Bakar menjalankan peran-peran cerdasnya. Di siang hari pemuda itu membaur di kerumunan Quraisy, mendengarkan pebicaraan di pasar, di jalan-jalan dan setiap sudut kota yang bisa ia jangkau. Ketika malam sudah mematikan hiruk pikuk Makkah, Abdullah membawa informasi yang himpun kepada Rasul. Ia turut bermalam di Gua Tsur dan kembali ke kota sebelum Subuh.
Amir bin Fuhairah
Peran Amir Bin Fuhairah dimulai ketika waktu Isya’ berlalu. Mantan budak Abu Bakar itu mulai menggiring kambing-kambingnya mendekati Gua Tsur. Bersama kambing-kambing tersebut Amir memerankan dua hal penting sekaligus. Pertama, Rasul dapat memerah susu kambing itu sehingga tidak mengalami kelaparan dalam kurun tiga malam di Gua Tsur. Kedua, kerumunan kambingnya, tentu saja, akan menghapus jejak orang-orang yang keluar masuk Gua Tsur.
Selain ketiga orang tersebut Asma dan Aisyah binti Abu Bakar juga menunjukkan kecerdasannya ketika menjawab Abu Quhafah maupun menghadapi kebengisan Abu Jahal. Si penunjuk jalan, Abdullah bin Uraiqith juga mengambil peran yang tak kalah penting dari semua tokoh yang telah disebutkan. Semoga ada kesepatan untuk menuliskan kisah mereka. Wallahu a’lam.
Komentar
Posting Komentar