Hari itu Rasulullah sedang galau menyikapi para shahabat yang ngambek. Tak ada “sami’na wa atha’na”ketika Rasul menyeru mereka. Shahabat mengadakan aksi mogok lantaran merasa kecewa dengan Perjanjian Hudaibiyah yang mencegah mereka memasuki Makkah tahun itu. “Bangkitlah, sembelihlah hewan kalian dan bercukurlah!” tiga kali Nabi berseru tapi tak ada yang menggubris.
Rasul kemudian masuk dan mengadukan masalahnya kepada istrinya, Ummu Salamah. Beliau radhiyallahu ‘anhamenenangkan Rasul dan menyarankan agar beliau menyembelih hewan tanpa menunggu para shahabat. “Bangkitlah, jangan bicara pada siapapun hingga engkau menyembelih hewan dan memanggil seseorang untuk mencukur rambutmu,” demikian saran Ummu Salamah. Ketika hal itu dilakukan, sontak para shahabat berdiri dan berlomba untuk menyembelih dan mencukur rambut.
Ummu Salamah berhasil melapangkan kesempitan Rasul dengan pendapat pribadinya, bahkan tanpa dalil. Khadijah menghangatkan hati Nabi ketika permulaan turunnya wahyu. Ada banyak kebaikan yang dapat diperankan istri. Bahkan Alquran lebih banyak menceritakan kisah wanita sebagai istri daripada sebagai ibu.
Para suami, curhatlah! (Para bujang, menikahlah!)
Komentar
Posting Komentar