Lelaki itu menghunus pedangnya dalam kecamuk Perang Khaibar. Matanya tajam memburu setiap gerak pasukan musuh. Tak seorang musuh pun yang berlalu dalam pengawasannya kecuali ia buru dan tebas dengan pedangnya. Ia mengagumkan!
Semua gambaran keagungan itu rontok ketika Rasul bersabda, “sungguh orang itu termasuk penduduk neraka!” Shahabat berkata, “kalau begitu siapa di antara kami yang menjadi penduduk surga bila orang seperti itu saja menjadi penduduk neraka?” Shahabat menyikapi pernyataan Nabi yang terasa ganjil itu dengan sikap introspeksi diri bukan penolakan.
Lelaki itu semakin dalam menusuk jantung pertahanan musuh. Aksi heroiknya barulah terhenti ketika sebuah serangan yang tak terhindarkan melukainya hingga sekarat. Luka yang menganga dan darah merah menyala menggelapkan dunianya. Dengan nafas yang terputus-putus ia kumpulkan sisa-sisa tenaganya untuk meletakkan ujung pedangnya di dadanya, menusuk sendiri jantungnya.
Shahabat yang mengetahui kejadian tersebut segera mendatangi Rasul. “Aku bersaksi bahwa Engkau benar-benar utusan Allah.” Rasul bertanya, “mengapa engkau berkata begitu?” Setelah mendengarkan penjelasan shahabat tentang apa yang baru ia lihat Rasul bersabda, “Sesungguhnya ada seseorang yang beramal dengan amalan penduduk surga berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia termasuk penduduk neraka. Dan ada seseorang yang mengamalkan amalan penduduk neraka berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia termasuk penduduk surga.” (Bukhari: 4207)
Komentar
Posting Komentar