Ratu Isabella (1451-1504) yang berkuasa dalam masa pembantaian umat Islam Andalus tercatat tidak pernah mandi, kecuali pada tahun 1469. Raja Henry IV dari Prancis dikenal sangat bau sampai-sampai tunangannya jatuh pingsan saat mendekatinya. Selain dua orang ini, bangsa Eropa masa lampau konon memang tidak terbiasa mandi. Mereka adalah representasi dari kaum yang permisif terhadap berbagai urusan termasuk thaharah.
Sebaliknya, thaharah justru menjadi dilema bagi sebagian kaum yang lain. Bagi umat Yahudi klasik, misalnya, meyakini bahwa najis tidak boleh disentuh sama sekali. Andaikan kulit terkena najis maka ia harus dikelupas, tidak cukup disucikan dengan air. Syariat bagi Kaum Yahudi memang dikenal rigid dikarenakan sikap mereka yang terlalu banyak bertanya. Urusan memancing atau makan lemak hewan saja bisa membuat mereka dilaknat Allah.
Bagi Islam, thaharah bukan hanya urusan membersihkan diri tapi juga jiwa. Ia tidak disepelekan tapi juga tidak memberatkan. 'Utsman bin 'Affan pernah minta untuk diambilkan air wudhu. Ia lalu menuang bejana itu pada kedua tangannya dan berwudhu dengan sempurna. Setelah itu ia berkata, "Aku telah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu seperti wudhuku ini, beliau lalu bersabda, "barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian dia shalat dua rakaat dan tidak berbicara antara keduanya, maka Allah mengampuni dosanya yang telah lalu."
Komentar
Posting Komentar